Jembatan SURAMADU
Jembatan yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya timur Kamal), Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge).
Jembatan yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya timur Kamal), Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge).
Dengan dibangunnya Jembatan Suramadu ini, pemerintah berharap akan terjadi pelonjakan kualitas pulau madura dari segi SDM, SDA, ekonomi, sosial dan budaya. Transportasi ke pulau jawa akan semakin mudah, sehingga pertukaran informasi, pendidikan, karir dan lain sebagainya akan membaik. sudah mulai terlihata saat ini, pembangunan jembatan ini berdampak semakin banyaknya wisatawan yang datang ke pulau madura. Awalnya mereka hanya mencicipi perjalanan diatas jembatan terpanjang Indonesia, lama-kelamaan bebek sinjay menjadi tujuan utama, dan tselanjutnya diharapkan tempat-tempat wisata yang dulunya tidak terjamah akan semakin ramai dengan adanya jembatan ini.
gagahnya jembatan SURAMADU
Pantai
Sembilangan (terdapat Mercusuar penginggalan Belanda)
Pantai
Sembilangan adalah pantai yang terletak sekitar 15 km dari kota Bangkalan.
Didekat pantai ini juga terdapat
pelabuhan galangan kapal. Tampak bangunan tinggi (mercusuar) yang konon merupakan peninggalan belanda sejak tahun 1879. Mercusuar dengan 19 lantai ini masih kokoh hingga sekarang karena kualitas bahan bangunan yang bagus. Kita dapat sampai ke puncak menara dengan menaiki ratusan anak tangga. Pastinya seru apalagi ketika puncak makin dekat. Tinggi menara hampir sama dengan tinggi Base transceiver station (BTS) atau yang lebih sering kita kenal dengan nama Tower. Kita dapat menikmati pemandangan pantai sembilangan dan kapal angkutan yang lalu lalang dari puncak ini.
pelabuhan galangan kapal. Tampak bangunan tinggi (mercusuar) yang konon merupakan peninggalan belanda sejak tahun 1879. Mercusuar dengan 19 lantai ini masih kokoh hingga sekarang karena kualitas bahan bangunan yang bagus. Kita dapat sampai ke puncak menara dengan menaiki ratusan anak tangga. Pastinya seru apalagi ketika puncak makin dekat. Tinggi menara hampir sama dengan tinggi Base transceiver station (BTS) atau yang lebih sering kita kenal dengan nama Tower. Kita dapat menikmati pemandangan pantai sembilangan dan kapal angkutan yang lalu lalang dari puncak ini.
Kondisi
pantai yang sedikit tidak terawatt membuat tempat ini tidak terlalu popular.
Tampak seperti bekas hutan bakau yang telah mati, konon karena terjangan
Tsunami. Andai pemerintah Bangkalan dapat dapat mengelola tempat ini dengan
lebih baik, saya yakin banyak pengunjung (setidaknya dari kota Surabaya) akan
semakin banyak yang singgah ke kabupaten Bangkalan ini, apalagi didukung akses
jalan raya yang bagus yaitu jembatan suramadu.
Cukup
banyak yang dapat ditonjolkan dari Pantai Sembilangan ini. Mercusuar setinggi
19 lantai mungkin bisa dijadikan bahan promosi yang utama. Dengan gambar
gagahnya mercusuar dan beberapa pemandangan yang dipotret dari puncak mercusuar
pemerintah Bangkalan dapat lebih aktif promise pantai ini. Cukup banyak pohon
rindang yang mana dapat menemani waktu santai keluarga apalagi adanya angin
laut yang tidak terlalu keras. Didukung juga dengan kondisi ombak pantai yang
bersahabat, para orang tua dapat mengajak putra-putrinya bermain ditepi pantai.
Terdapat lahan kosong yang saya rasa dapat dimaksimalkan untuk ajang
perkemahan, meskipun kita harus rela sedikit berjuang melawan nyamuk yang cukup
banyak. Dari sini kita dapat menganalisa bahwa target pengunjung tidak hanya
dari orang dewasa dan anak-anak, namun juga pelajar dan mahasiswa. Saya yakin
ada solusi untuk meminimalisir dampak dari beberapa kelemahan diantaranya
nyamuk dan kondisi pantai yang kurang cantik, jika pemerintah Bangkalan
didukung pemerintah provinsi memang benar-benar berniat mengembangkan ini.
mercusuar di pantai sembilangan, Bangkalan
Masjid Mbah Kholil
Iklim di Bangkalan tidak jauh beda
dengan Surabaya terutama tingkat cahaya matahari yang diterima. Area masjid ini
cukup panas apalagi dibiarkan tanpa adanya pohon-pohon rindang. Sehingga mereka
yang turun dari bis harus cepat-cepat bergegas menuju masjid untuk mendinginkan
kepala dengan cara berwudlu. Karena telah melekatnya di benak masrakat jawa
terutama jawa Timur, wisata religi ini tak kunjung sepi. Banyak pengunjung yang
berdatangan sempat terlihat bis dari daerah Jawa Timur dan beberapa dari daerah
jawa tengah (klaten). Kontruksi Masjid yang cukup unik dengan ukiran indah dan
warna-warna mencolok membuat para pengunjung asyik mengabadikan gambarnya
dimuka masjid ini.
Melihat
kondisi keramaian wisata religi ini, banyak pedagang yang memanfaatkannya.
Mulai dari penjual pentol, sabit, sate, oleh-oleh makanan dan mainan khas
Madura. Ini akan menjadi penghasilan tambahan bahkan utama bagi penduduk
sekitar. Mungkin akan lebih baik jika terdapat area bermain anak-anak semacam
“odong-odong” karena yang berkunjung tidak hanya orang dewasa. Saya tidak
melihat satu cunterpulsa di area ini. Saya yakin ini akan menjadi peluang bagi
yang jeli mengamati.
Pemerintah
perlu ikut andil dalam pengelolaan mulai dari kebersihan, batas area (lahan
parkir, area masjid mbah kholil, area para penjual) dan kerindangan tempat
wisata religi ini. Ini akan meningkatkan kenyamanan dan kestabilan bahkan
pelonjakan jumlah wisatawan.
wisata religi masjid Mbah Cholil
Bebek
Sinjay
Kita pasti tidak asing lagi dengan
nama ini, banyak para pedagang kaki lima di area Surabaya yang memanfaatkan
kepopulerannya untuk menarik pelanggan. Rumah makan asli “bebek Sinjay” adalah
tempat ketiga yang saya kunjungi. Area rumah makan yang tidak terlalu luas
membuat jalan raya di daerah itu seringkali macet karena sebagian badan jalan
dimanfaatkan untuk lahan parkir.
Ini merupakan yang paling
khas dari kabupaten bangkalan. Banyak pengunjung yang singgah ke sini hanya
untuk merasakan nikmatnya bebek sinjay. Ini akan membantu pemerintah dalam
meningkatkan popularitas periwisata pantai Sembilangan dan Masjid Mbah Kholil
pariwisata tadi. Sehingga semakin banyak wisatawan yang berkunjung untuk tidak
sekedar minikmati kuliner.
Rumah makan Bebek Sinjay
ini terbilang sangat laris. Banyak penikmat kuliner yang berdatangan dari luar
kota dan luar pulau. Terlihat banyaknya mobil berplat kecuali “M” yang
mendominasi lahan parkir. Ada plat “S” (Bojonegoro dan kawan-kawan), “L”
(Surabaya) dan “N” (Malang Pasuruan dan kawan-kawan). Kata bu Sinjay, tiap
harinya rata-rata menghabiskan 1500-2000 bebek yang mana diperkirakan 3000-4000
porsi jika kita menganggap satu bebek untuk dua porsi. Sayapun tidak dapat
membayang berapa jumlah pegawai, bagaimana mengolahnya dan kapan waktu
instirahat rumah makan ini.
Terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan untuk lebih memuaskan pelanggan. Lahan parkir yang kurang
dan tempat yang relatif sempit membuat para pengunjung harus antri untuk
menikmati makanan ini dengan santai. Mungkin perlu membuka cabang, pastinya
tetap di area Bangkalan untuk tetap memaksimalkan banyaknya wisatawan yang
datang ke Madura. Saya yakin dengan membuka cabang, omset akan terus bertambah
apalagi kepopuleran bebek sinjay ini sudah tidak diragukan lagi. Perlu adanya
estetika tempat makan untuk lebih meningkatkan tingkat kenyamanan pengunjung.
Terdapat rumah makan bebek Tepi sawah di Ubud bali yang menonjolkan kenyamanan
saat menyantap bebek yaitu di tepi sawah. Mungkin ini dapat dijadikan masukan
agar terasa ciri khas “Madura”nya.
sajian Bebek Sinjay
Industri
batik “Tresna Art”
Ternyata
Indonesia tidak hanya mempunyai kota solo dan kota sukowati yang terkenal
dengan kerajinan batiknya. Kota Bangkalanpun juga mempunyai industri semacam
itu dengan menonjolkan batik khas Madura (yang mana banyak motiv burung).
Industri Batik “Tresno Art” ini sudah terkenal hingga mancanegara, kata bu
Supik (pemilik Tresna Art) telah banyak pengunjung dari korea dan jepang yang
memesan atau sekedar melihat-lihat proses pembuatan batik ini.
Berawal
dari kesukaannya dengan seni batik dan dorongan untuk memperkenalkan Bangkalan,
bu Supik memulai usahanya sejak tahun 1997. Perjuangan telah banyak dilakukan
bu Supik, apalagi trend batik 10-20 tahun yang lalu tidak sebaik saat ini
(sejak pemerintah menetapkan batik sebagai warisan budaya Indonesia). Dari mulut
kemulut industry ini mulai banyak penikmatnya. Pelayanan dan kualitas batik
yang membuat penyebaran informasi adanya Industri ini cukup cepat. Bu Supik
menyebut bahwa “Tamu adalah Raja”, jadi mereka yang berkunjung (beli maupun
tidak beli batik) akan dilayani sebaik mungkin. Bu Supik sering memakain
batiknya disetiap acara yang diikutinya, sehingga mereka yang tertarik dengan
baju yang dikenakannya akan langsung diarahkan ke galeri Tresna Art. Ini
merupakan salah satu media promosi yang cukup membantu kepopuleran batik ini
menurut bu Supik.
galeri Tresna Art
Kesimpulan
Bangkalan merupakan salah satu
kabupaten yang perlu dikembangkan pariwisatanya. Banyak hal yang akan kita
dapatkan dari kabupaten ini, seperti belajar sejarah (mercusuar peninggalan
belanda), kesenian batik (Tresna Art) , wisata
dan perkemahan (pantai Sembilangan), wisata religi (masjid mbah Cholil)
dan wisata kuliner (Bebek Sinjay). Ini akan menambah omset pemerintah dari
sektor pariwisata jika pemerintah lebih aktif dalam proses perkenalan dan pengembangan.
Wahh.. sama donk.. ku juga lahir di bangkalan.. selain wisata mercusuar sembilangan, masi banyak tempat potensi wisata lainnya.. ayo jelajah ke tempat potensi wisata di madura.. ;)
BalasHapusterima kasih atas kunjungannya ke tresna art..
BalasHapuskunjungi jg website kami di www.tresnaart.com :)