Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Kamis, 13 Desember 2012

Potensi Pariwisata di Bangkalan (kota kelahiranku)




Jembatan SURAMADU
       J
embatan yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya timur Kamal), Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge).
          Dengan dibangunnya Jembatan Suramadu ini, pemerintah berharap akan terjadi pelonjakan kualitas pulau madura dari segi SDM, SDA, ekonomi, sosial dan budaya. Transportasi ke pulau jawa akan semakin mudah, sehingga pertukaran informasi, pendidikan, karir dan lain sebagainya akan membaik. sudah mulai terlihata saat ini, pembangunan jembatan ini berdampak semakin banyaknya wisatawan yang datang ke pulau madura. Awalnya mereka hanya mencicipi perjalanan diatas jembatan terpanjang Indonesia, lama-kelamaan bebek sinjay menjadi tujuan utama, dan tselanjutnya diharapkan tempat-tempat wisata yang dulunya tidak terjamah akan semakin ramai dengan adanya jembatan ini.


gagahnya jembatan SURAMADU 

Pantai Sembilangan (terdapat Mercusuar penginggalan Belanda)
          Pantai Sembilangan adalah pantai yang terletak sekitar 15 km dari kota Bangkalan. Didekat pantai ini juga terdapat
pelabuhan galangan kapal. Tampak bangunan tinggi (mercusuar) yang konon merupakan peninggalan belanda sejak tahun 1879. Mercusuar dengan 19 lantai ini masih kokoh hingga sekarang karena kualitas bahan bangunan yang bagus. Kita dapat sampai ke puncak menara dengan menaiki ratusan anak tangga. Pastinya seru apalagi ketika puncak makin dekat. Tinggi menara hampir sama dengan tinggi Base transceiver station (BTS) atau yang lebih sering kita kenal dengan nama Tower. Kita dapat menikmati pemandangan pantai sembilangan dan kapal angkutan yang lalu lalang dari puncak ini.
          Kondisi pantai yang sedikit tidak terawatt membuat tempat ini tidak terlalu popular. Tampak seperti bekas hutan bakau yang telah mati, konon karena terjangan Tsunami. Andai pemerintah Bangkalan dapat dapat mengelola tempat ini dengan lebih baik, saya yakin banyak pengunjung (setidaknya dari kota Surabaya) akan semakin banyak yang singgah ke kabupaten Bangkalan ini, apalagi didukung akses jalan raya yang bagus yaitu jembatan suramadu.
          Cukup banyak yang dapat ditonjolkan dari Pantai Sembilangan ini. Mercusuar setinggi 19 lantai mungkin bisa dijadikan bahan promosi yang utama. Dengan gambar gagahnya mercusuar dan beberapa pemandangan yang dipotret dari puncak mercusuar pemerintah Bangkalan dapat lebih aktif promise pantai ini. Cukup banyak pohon rindang yang mana dapat menemani waktu santai keluarga apalagi adanya angin laut yang tidak terlalu keras. Didukung juga dengan kondisi ombak pantai yang bersahabat, para orang tua dapat mengajak putra-putrinya bermain ditepi pantai. Terdapat lahan kosong yang saya rasa dapat dimaksimalkan untuk ajang perkemahan, meskipun kita harus rela sedikit berjuang melawan nyamuk yang cukup banyak. Dari sini kita dapat menganalisa bahwa target pengunjung tidak hanya dari orang dewasa dan anak-anak, namun juga pelajar dan mahasiswa. Saya yakin ada solusi untuk meminimalisir dampak dari beberapa kelemahan diantaranya nyamuk dan kondisi pantai yang kurang cantik, jika pemerintah Bangkalan didukung pemerintah provinsi memang benar-benar berniat mengembangkan ini.

 mercusuar di pantai sembilangan, Bangkalan

Masjid Mbah Kholil
       Iklim di Bangkalan tidak jauh beda dengan Surabaya terutama tingkat cahaya matahari yang diterima. Area masjid ini cukup panas apalagi dibiarkan tanpa adanya pohon-pohon rindang. Sehingga mereka yang turun dari bis harus cepat-cepat bergegas menuju masjid untuk mendinginkan kepala dengan cara berwudlu. Karena telah melekatnya di benak masrakat jawa terutama jawa Timur, wisata religi ini tak kunjung sepi. Banyak pengunjung yang berdatangan sempat terlihat bis dari daerah Jawa Timur dan beberapa dari daerah jawa tengah (klaten). Kontruksi Masjid yang cukup unik dengan ukiran indah dan warna-warna mencolok membuat para pengunjung asyik mengabadikan gambarnya dimuka masjid ini.
          Melihat kondisi keramaian wisata religi ini, banyak pedagang yang memanfaatkannya. Mulai dari penjual pentol, sabit, sate, oleh-oleh makanan dan mainan khas Madura. Ini akan menjadi penghasilan tambahan bahkan utama bagi penduduk sekitar. Mungkin akan lebih baik jika terdapat area bermain anak-anak semacam “odong-odong” karena yang berkunjung tidak hanya orang dewasa. Saya tidak melihat satu cunterpulsa di area ini. Saya yakin ini akan menjadi peluang bagi yang jeli mengamati.
          Pemerintah perlu ikut andil dalam pengelolaan mulai dari kebersihan, batas area (lahan parkir, area masjid mbah kholil, area para penjual) dan kerindangan tempat wisata religi ini. Ini akan meningkatkan kenyamanan dan kestabilan bahkan pelonjakan jumlah wisatawan. 



 wisata religi masjid Mbah Cholil

Bebek Sinjay
       Kita pasti tidak asing lagi dengan nama ini, banyak para pedagang kaki lima di area Surabaya yang memanfaatkan kepopulerannya untuk menarik pelanggan. Rumah makan asli “bebek Sinjay” adalah tempat ketiga yang saya kunjungi. Area rumah makan yang tidak terlalu luas membuat jalan raya di daerah itu seringkali macet karena sebagian badan jalan dimanfaatkan untuk lahan parkir.
Ini merupakan yang paling khas dari kabupaten bangkalan. Banyak pengunjung yang singgah ke sini hanya untuk merasakan nikmatnya bebek sinjay. Ini akan membantu pemerintah dalam meningkatkan popularitas periwisata pantai Sembilangan dan Masjid Mbah Kholil pariwisata tadi. Sehingga semakin banyak wisatawan yang berkunjung untuk tidak sekedar minikmati kuliner.
Rumah makan Bebek Sinjay ini terbilang sangat laris. Banyak penikmat kuliner yang berdatangan dari luar kota dan luar pulau. Terlihat banyaknya mobil berplat kecuali “M” yang mendominasi lahan parkir. Ada plat “S” (Bojonegoro dan kawan-kawan), “L” (Surabaya) dan “N” (Malang Pasuruan dan kawan-kawan). Kata bu Sinjay, tiap harinya rata-rata menghabiskan 1500-2000 bebek yang mana diperkirakan 3000-4000 porsi jika kita menganggap satu bebek untuk dua porsi. Sayapun tidak dapat membayang berapa jumlah pegawai, bagaimana mengolahnya dan kapan waktu instirahat rumah makan ini.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk lebih memuaskan pelanggan. Lahan parkir yang kurang dan tempat yang relatif sempit membuat para pengunjung harus antri untuk menikmati makanan ini dengan santai. Mungkin perlu membuka cabang, pastinya tetap di area Bangkalan untuk tetap memaksimalkan banyaknya wisatawan yang datang ke Madura. Saya yakin dengan membuka cabang, omset akan terus bertambah apalagi kepopuleran bebek sinjay ini sudah tidak diragukan lagi. Perlu adanya estetika tempat makan untuk lebih meningkatkan tingkat kenyamanan pengunjung. Terdapat rumah makan bebek Tepi sawah di Ubud bali yang menonjolkan kenyamanan saat menyantap bebek yaitu di tepi sawah. Mungkin ini dapat dijadikan masukan agar terasa ciri khas “Madura”nya.


sajian Bebek Sinjay


Industri batik “Tresna Art”
          Ternyata Indonesia tidak hanya mempunyai kota solo dan kota sukowati yang terkenal dengan kerajinan batiknya. Kota Bangkalanpun juga mempunyai industri semacam itu dengan menonjolkan batik khas Madura (yang mana banyak motiv burung). Industri Batik “Tresno Art” ini sudah terkenal hingga mancanegara, kata bu Supik (pemilik Tresna Art) telah banyak pengunjung dari korea dan jepang yang memesan atau sekedar melihat-lihat proses pembuatan batik ini.
          Berawal dari kesukaannya dengan seni batik dan dorongan untuk memperkenalkan Bangkalan, bu Supik memulai usahanya sejak tahun 1997. Perjuangan telah banyak dilakukan bu Supik, apalagi trend batik 10-20 tahun yang lalu tidak sebaik saat ini (sejak pemerintah menetapkan batik sebagai warisan budaya Indonesia). Dari mulut kemulut industry ini mulai banyak penikmatnya. Pelayanan dan kualitas batik yang membuat penyebaran informasi adanya Industri ini cukup cepat. Bu Supik menyebut bahwa “Tamu adalah Raja”, jadi mereka yang berkunjung (beli maupun tidak beli batik) akan dilayani sebaik mungkin. Bu Supik sering memakain batiknya disetiap acara yang diikutinya, sehingga mereka yang tertarik dengan baju yang dikenakannya akan langsung diarahkan ke galeri Tresna Art. Ini merupakan salah satu media promosi yang cukup membantu kepopuleran batik ini menurut bu Supik.


galeri Tresna Art


Kesimpulan
      Bangkalan merupakan salah satu kabupaten yang perlu dikembangkan pariwisatanya. Banyak hal yang akan kita dapatkan dari kabupaten ini, seperti belajar sejarah (mercusuar peninggalan belanda), kesenian batik (Tresna Art) , wisata  dan perkemahan (pantai Sembilangan), wisata religi (masjid mbah Cholil) dan wisata kuliner (Bebek Sinjay). Ini akan menambah omset pemerintah dari sektor pariwisata jika pemerintah lebih aktif dalam proses perkenalan dan pengembangan.

2 komentar:

  1. Wahh.. sama donk.. ku juga lahir di bangkalan.. selain wisata mercusuar sembilangan, masi banyak tempat potensi wisata lainnya.. ayo jelajah ke tempat potensi wisata di madura.. ;)

    BalasHapus
  2. terima kasih atas kunjungannya ke tresna art..
    kunjungi jg website kami di www.tresnaart.com :)

    BalasHapus