Terlahir
menjadi anak pertama adalah suatu tantangan tersendiri bagi sebagian orang yang
paham arti sebuah tanggung jawab, apalagi mereka adalah cowok. Setidaknya ada
tanggung jawab moral untuk bersikap baik, santun dan sesuai norma sekitar
karena kita akan menjadi pedoman buat adik-adik kita untuk bertindak kedepan.
Kewajiban untuk lebih serius dan bergairah dalam menjalani aktivitas keseharian
menjadi aturan yang secara tidak sengaja tertancap dalam benak ini.
Kebetulan
aku anak sulung yang mempunyai dua adik cewek yang cantik-cantik
(makanya, seringkali kalau aku dekat dengan cewek, mereka bakal komentar “jangan-jangan lebih cantik gue cewek loe itu!!!”). Takdir (menjadi anak sulung) ini terkadang membuatku iri dengan teman-teman yang termanjakan oleh kakaknya, masih dapat merasakan kelonggaran moment dan tidak terlalu terbebani dari segala hal. Perlakuan orang tuapun terasa ada sedikit perbedaan, pantauan lebih sering kurasakan daripada dirasa kedua adikku (sepengetahuanku), sikap lebih keras dan nasihat-nasihat lebih banyak, namun kuyakin kasih sayang masih sama rata. Saran dan peringatan kecil sering kudengar dari orang sekitar untuk lebih baik lagi bahkan sukses karena kamu anak pertama.
(makanya, seringkali kalau aku dekat dengan cewek, mereka bakal komentar “jangan-jangan lebih cantik gue cewek loe itu!!!”). Takdir (menjadi anak sulung) ini terkadang membuatku iri dengan teman-teman yang termanjakan oleh kakaknya, masih dapat merasakan kelonggaran moment dan tidak terlalu terbebani dari segala hal. Perlakuan orang tuapun terasa ada sedikit perbedaan, pantauan lebih sering kurasakan daripada dirasa kedua adikku (sepengetahuanku), sikap lebih keras dan nasihat-nasihat lebih banyak, namun kuyakin kasih sayang masih sama rata. Saran dan peringatan kecil sering kudengar dari orang sekitar untuk lebih baik lagi bahkan sukses karena kamu anak pertama.
Ini
akan terasa nikmat jika kita mampu dan paham apa akan dilakukan Selalu pemicu
untuk maju dikala mereka menyapa melalui telefon atau sekedar sms “apa kabar
mas, di Surabaya?”. Hatipun terasa berbisik “ayo bangun, banyak hal yang perlu
dilakukan tuk selalu wujudkan senyum mereka. Upayakan mereka akan selalu merasa
bangga mempunyai kakak sepertimu”. Dari situlah mengapa ku ingin memaksimalkan
moment yang ada, semoga upaya ini akan berbuah hasil manis yang dapat kurasakan
dengan kedua adikku kelak.
“apa yang kulakukan saat ini dan sampai seperti ini ,
itu semata demi menepati janji pada adikku, yaitu pergi berlibur bersama
ke Luar Negeri dan mengabulkan apa yang mereka inginkan sebelum aku Nikah”
akan selalu kuharap ridhomu ya Allah, :-)
0 komentar:
Posting Komentar